Solo, Hallaw.com — Ratusan anggota Komunitas Pelestarian Budaya Nusantara melancarkan aksi demonstrasi di depan Rumah Dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, Kota Solo, Jawa Tengah pada Senin (16/10/2023). Mereka melakukan aksi tapa bisu, yang berarti demonstrasi tanpa orasi yang biasa kita saksikan dalam protes jalanan.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mencoba untuk mendekati para peserta aksi guna mencari tahu tujuan dari demonstrasi tersebut. Namun, upaya tersebut terasa sulit karena para peserta aksi tidak memberikan jawaban yang jelas atau gamblang mengenai tujuan atau keluhan mereka. Gibran menyampaikan rasa bingungnya atas ketidakjelasan ini dan mengungkapkan bahwa mereka seharusnya menyampaikan keluhan atau tuntutan mereka secara terbuka jika ada masalah yang perlu diatasi.
Setelah berbicara dengan sebagian peserta aksi, Gibran menuju Rumah Dinas Loji Gandrung, namun para peserta aksi sudah membubarkan diri saat ia tiba di lokasi tersebut. Meskipun aksi ini dilakukan tanpa orasi, para peserta tetap mengungkapkan ketidakpuasan mereka dengan membawa spanduk dan poster dengan tulisan-tulisan yang menyiratkan ketidakpuasan mereka terhadap kondisi politik.
Tulisan-tulisan seperti “Kami Muak Dengan Dinasti Politik,” “Ojo Dumeh,” “Komunitas Pegiat Budaya Tapa Bisu,” dan “Tapa Bisu” mencerminkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh para peserta aksi. Meskipun demonstrasi ini berlangsung singkat, dengan peserta aksi yang berkumpul di City Walk di depan Rumah Dinas Loji Gandrung setelah menyalakan dupa, tetapi mereka dengan jelas ingin menyuarakan ketidakpuasan mereka.
Kendati aksi ini mungkin menimbulkan kebingungan pada sebagian orang, peserta aksi ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai cara untuk menyampaikan ketidakpuasan atau pesan politik mereka di tengah masyarakat. Demonstrasi tapa bisu adalah salah satu bentuk kreativitas dalam berprotes dan mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap berbagai isu.