Jakarta — Menjelang seri MotoGP Mandalika 2025, PT Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menegaskan bahwa seluruh protokol keselamatan dan medis di Sirkuit Mandalika telah berada dalam tahap kesiapan maksimal. Pernyataan ini disampaikan sebagai bagian dari persiapan menyambut sesi latihan dan kualifikasi.
Sebagai bentuk keseriusan, pihak penyelenggara telah mengerahkan dua helikopter medis milik Basarnas yang akan menjadi elemen penting dalam sistem evakuasi darurat selama ajang balap berlangsung. MGPA menegaskan bahwa jika pada pagi hari pertama balapan belum tersedia helikopter medis standby, serta jika jumlah ambulans dan personel medis belum mencapai standar, maka balapan tidak akan diberikan izin resmi.
“Kalau besok jam setengah tujuh pagi belum ada dua helikopter ‘standby’ di lokasi, serta jumlah ambulans dan personel medis belum memenuhi standar, maka balapan tidak akan diizinkan dimulai,” ujar Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria.
Standar tersebut merujuk pada protokol keselamatan internasional yang ditetapkan oleh FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme) dan Dorna Sports, sebagai penyelenggara resmi MotoGP. Priandhi menekankan bahwa tanpa terpenuhinya elemen-elemen krusial itu, race direction tidak akan memberi izin untuk memulai balapan — semua demi menjaga keselamatan pembalap dan kru.
Di sisi darat, MGPA telah menyiagakan 22 unit ambulans yang tersebar di berbagai titik strategis di sekitar sirkuit. Ambulans tersebut meliputi unit darurat berstandar ICU hingga ambulans untuk transportasi cepat antar lokasi.
Tak hanya itu, lebih dari 140 tenaga medis profesional telah disiapkan untuk bertugas selama gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia. Tim medis ini dipimpin oleh Chief Medical Officer (CMO) Eko.
Langkah-langkah ini diambil MGPA untuk memastikan MotoGP Mandalika 2025 berjalan lancar dan aman. Penyelenggara pun diharapkan terus mengawal implementasi protokol hingga event benar-benar dimulai, guna menjaga reputasi Indonesia sebagai tuan rumah pertandingan balap internasional.
