BIAK, PAPUA, 16 Oktober 2025 – Indonesia mencatat sejarah baru dalam teknologi antariksa dengan suksesnya peluncuran Satelit Nano pertama buatan dalam negeri. Satelit kecil ini diluncurkan dari Stasiun Peluncuran Roket di Biak, Papua, dan kini telah beroperasi, ditandai dengan mulainya pengiriman data iklim penting ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Keberhasilan peluncuran ini menandai kemajuan signifikan dalam upaya Indonesia untuk mandiri di bidang teknologi satelit dan memperkuat sistem pemantauan cuaca dan iklim nasional.
Misi dan Data yang Dikirimkan
Satelit Nano ini, yang berukuran relatif kecil (seukuran kotak sepatu) dan berbiaya lebih efisien, dirancang dengan misi spesifik:
- Pemantauan Iklim Mikro: Satelit Nano ini fokus mengumpulkan data mengenai parameter iklim mikro di wilayah terpencil dan kepulauan Indonesia. Data yang dikirimkan mencakup informasi mengenai suhu atmosfer, kelembaban, dan tekanan udara di ketinggian orbit rendah.
- Mendukung BMKG: Data ini sangat vital bagi BMKG untuk meningkatkan akurasi prediksi cuaca dan iklim, terutama dalam menghadapi fenomena ekstrem dan perubahan iklim yang dampaknya semakin terasa di Indonesia.
- Pengembangan Teknologi: Proyek ini juga berfungsi sebagai platform uji coba bagi para insinyur dan peneliti Indonesia untuk menguasai teknologi satelit yang lebih kecil, murah, dan cepat untuk diproduksi (rapid prototyping).
Biak sebagai Gerbang Antariksa Nasional
Pemilihan Biak sebagai lokasi peluncuran menegaskan potensi strategis pulau tersebut sebagai gerbang antariksa nasional di masa depan. Lokasi Biak yang dekat dengan garis khatulistiwa memberikan keuntungan besar karena memungkinkan roket memanfaatkan kecepatan rotasi Bumi secara maksimal, sehingga menghemat bahan bakar dan biaya peluncuran.
Pemerintah berkomitmen untuk terus mengembangkan Stasiun Peluncuran Biak serta mendukung pengembangan konstelasi Satelit Nano berikutnya, yang akan menjadi tulang punggung sistem informasi geospasial dan kebencanaan Indonesia.