Jakarta – Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), Dhaniswara K Harjono, akan mengevaluasi petugas keamanan atau sekuriti kampus buntut insiden pengeroyokan maut mahasiswa dan pesta miras di kampus. Pengeroyokan di kampus UKI membuat mahasiswa bernama Kenzha Walewangko (22) tewas.
“Kemungkinan sekuritinya juga akan kita evaluasi, kita lihat. Tapi kita tidak mau lompat dulu kan hasil evaluasinya kita belum tahu,” kata Dhaniswara di kampus UKI Cawang, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025).
Dhaniswara menegaskan siapa pun yang terlibat dalam kasus tersebut akan mendapat sanksi. Terlebih, menurut dia, kasus pengeroyokan maut ini sedang ditangani polisi.
“Kita lagi mengevaluasi. Siapa-siapa saja pihak yang terlibat tentunya ada sanksi. Sanksi yang harus kita berikan, baik kepada mahasiswanya itu sendiri maupun juga mungkin dari sekuritinya kita juga akan evaluasi. Kita akan lihat,” ucapnya.
Momen Pesta Miras Sebelum Pengeroyokan
Polisi mengungkap ada momen pesta minuman keras (miras) sebelum mahasiswa Fisipol UKI, Kenzha Erza Walewangko (22), tewas setelah diduga dikeroyok di lingkungan kampus di Cawang, Jakarta Timur.
“Menurut keterangan saksi 4 atas nama EFW bahwa pada hari Selasa, 4 Maret 2025, awalnya sekitar pukul 16.30 WIB meminum minuman beralkohol jenis arak Bali bersama ketiga temannya, yaitu A dan H,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (6/3).
Sekitar pukul 17.00 WIB, saksi berinisial EFW kemudian pergi hendak membeli miras. Di jalan menuju luar kampus, saksi EFW bertemu dengan korban.
“Kemudian (saksi) bertemu dengan korban di pintu keluar kampus UKI dan korban bertanya kepada saksi EFW ‘mau ke mana?’ Kemudian saksi menjawab ‘mau beli arak Bali’,” paparnya.
Korban dan EFW kemudian pergi membeli minuman ke sebuah toko di Sutoyo, Cawang. Setelah itu, mereka kembali ke dalam kampus.
“Setelah membeli minuman tersebut, saksi dan korban minum bersama dengan A, H, K, J, S, dan R di taman perpustakaan kampus UKI,” urainya.
Sekitar pukul 18.00 WIB, korban terlibat cekcok mulut. Tidak diketahui apa penyebab percekcokan tersebut. Berselang 1,5 jam kemudian, korban kembali terlibat percekcokan. Pihak sekuriti kampus saat itu sempat melerai.
“Kemudian, Saksi 4 (EFW) memapah korban ke arah pintu keluar dan, pada saat di pintu keluar, Saksi EFW tinggal, karena mengira korban akan mengambil sepeda motornya untuk pulang,” katanya.
Saat EFW kembali ke arah saung, ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motor miliknya. Ia mengarah ke pagar sambil berteriak dan mengoyak-ngoyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama pagar ke arah depan.
“Kemudian korban diangkat oleh seseorang yang tidak dikenal oleh Saksi EFS, dengan kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah yang kemudian dibawa ke IGD RS UKI Cawang Jakarta Timur,” jelasnya.